AVGUST
Entah
berapa lama aku harus memendam rasa ini, tapi bukankah perasaan ini
sudah lama kusampaikan? Cuma kamu saja yang menentang perasaaan ini..
aku
bingung denganmu, tingkahmu yang kadang-kadang menunjukan kalau kau
memang menyukaiku, tapi disisi lain tatapanmu membuatku ragu,
mungkinkah itu hanyalah candaan belaka...
dunia
memang seperti ini, aku sadari itu,,,
canda
tawa memang selalu ada dimana-mana, aku bahkan bingung untuk setiap
kali sapaanmu bersama senyum manismu...
aku
sadar, kebersamaan kita mungkin hanyalah ilusi belaka...
kau
memiliki seseorang, yang sering kau ceritakan padaku sering membuatmu
menangis, namun yang sering kulihat kau bahagia dengannya,,,
Kau
bilang kebahagiaan kalian hanyalah permainan semu, mesra didepan
teman-teman namun sering bertengkar saat kalian hanya berdua saja.
Kalau memang benar, kenapa sulit rasanya bagiku untuk mengetuk pintu
terdalam hatimu?
Akankah
hati yang terluka itu takkan bisa untuk aku sembuhkan??
Kau
memang lucu,
disatu
waktu, ketika aku menggebu-gebu untuk menggapaimu, kau malah
mematahkan semangatku,,
namun,
saat aku memilih untuk move on, berpindah dari ketidakpastian, kau
malah menyapaku, menarikku kembali pada labirin tak berujung,
membuatku tersesat dalam perasaan yang tak aku mengerti, pada
kesesatan yang anehnya aku menikmati itu...
Kau
tahu? Kamu pasti tahu...
tidak
sedikit dari teman-teman yang mengharapkan kebersamaan kita, banyak
yang penasaran dengan akhir kisah pertemanan kita... seperti sebuah
film yang diputar, alurnya maju mundur,,,
penuh
misteri,,..
tapi
tahukah kau?
Satu
dari teman itu datang menasihatiku, memintaku untuk segera move on
yang sebenarnya, mencari pelabuhan yang sesungguhnya.. Ia gemas
melihat kesendirianku ini...
Lucu
ya? Memang lucu, indahnya menertawakan hidup ini...
Tapi
satu yang aku bingungkan, serapat apapun aku menyembunyikan rasa ini,
yah,..mereka akhirnya tahu..
Kau
mungkin tidak tahu...
disaat
aku memutuskan untuk melangkah, terbang dari ranting yang hampir
patah, mencari ranting baru yang masih utuh...
saat
itulah aku sadar, takdir tak bisa kutolak. Ranting patah ini aku
selalu aku jaga..
aku
tak bisa bertengger pada ranting yang baru, cengkramanku tidak
nyaman...
kamu
memang penuh misteri.
Seperti
rangkaian puzzle yang jatuh berhamburan, tak tahu potongannya
tersebar dimana...
Kau
selalu berkata, kau dan dia telah berakhir...
tapi
selalu aku temukan bahwa kau dan dia masih bersama...
Dan
aku terbiasa dengan itu semua...
Hari
ini kamu berulang tahun,
maaf
karena aku tak bisa ikut merayakannya denganmu,
bukan
karena aku tak ingin sakit hati melihatmu tersenyum ketika kekasihmu
datang memberikan kejutan...
bukan!!!
tapi
karena aku sadar, kehadiranku mungkin tak terlalu berarti...
Karena
aku sadar, kehadiranku hanya akan merusak hari
bahagiamu...bersamanya!
***
Sejak
malam itu kita tidak lagi jalan bersama. Kamu sibuk lagi dengan
pekerjaanmu yang menyita hampir separuh waktumu. Dan aku... tentu
saja sibuk dengan duniaku sendiri. Dunia yang mulai penuh lagi oleh
bayang-bayangmu..
Pikiranku
mulai pecah,
Pekerjaanku
yang mulai menumpuk, pendidikanku yang memasuki semester akhir,
cita-citaku yang mulai terbengkalai...
Ditambah
lagi teman-teman yang menawariku bermain clash of clans.
Kali
ini aku tidak akan bercerita tentang kisahku, ada kisah yang lebih
menarik disini...
antara
Chazu dan Raiz...
dua
orang yang berbeda karakter, seling bersama tapi tidak jarang beradu
argumen.
Mereka
juga punya kisah masing-masing...
***
Raiz.
Mahasiswa
teknik informatika salah satu perguruan swasta di kota, tubuhnya
kurus tinggi, hingga tidak jarang ia sering dijuluki tengkorak
berjalan. Akhir-akhir ini Ia mulai gelisah, tanggal 19 agustus
semakin dekat...
Memang,
sebelum idul fitri kemarin, tepatnya baru beberapa hari berpuasa, ia
seperti ketiban durian runtuh. Ia resmi berhenti untuk menjalin
hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, sebab saat itu kekasihnya
mudik untuk puasa dan lebaran di kampung halaman.
Selama
puasa, mereka selalu jalan bersama. Tidak jarang Raiz harus berbohong
hanya agar bisa pergi berdua bersama kekasihnya itu. Beberapa kali
aku harus mengiriminya pesan singkat, bertanya padanya kalau masih
ingat jalan ke basecamp.
Yah,
meski kenyataannya ia lebih sering datang ke basecamp dibandingkan
Chazu.
Itupun
datang di jam kecil. Saat teman-teman lain sudah pada pulang.
***
Chazu
mungkin lebih parah lagi.
Sejak
awal puasa Ia mulai jarang kelihatan di basecamp. Meski masih misteri
tapi beberapa dari kami sudah tahu kalau akhir-akhir ini ia sedang
berproses CLBK dengan mantan kekasih yang putus hampir setahun yang
lalu.
Pacarnya
itu dapat julukan singa oleh teman-teman. Iya singa, LION!
Sebab
sewaktu pacaran dulu, Chazu tidak punya waktu untuk ngumpul bareng
teman-teman. Ngumpul kecuali kalau lagi ngerjain tugas kampus, itupun
diawasi sama singanya dia itu.
Tapi,
beberapa hari setelah resmi CLBK Chazu sempat cerita. Singanya tidak
segarang dahulu, sekarang singanya mulai penurut. Tidak lagi
mengekang kebebasan Chazu. Entahlah itu benar atau tidak, namun yang
terjadi memanglah seperti hari-hari dahulu. Chazu mulai jarang
menampakan batang hidungnya. Itukah yang dimaksudnya berubah?
***
kepulangan
kekasihnya ke kota seberang untuk melanjutkan studi sontak membuat si
Raiz kelabakan. Kebiasaannya untuk menyendiri sambil menggantungkan
headset di telinga kembali lagi. Bukan cuma itu, gara-gara harus
menjalin hubungan jarak jauh (lagi), sekarang ia jadi rajin ke
basecamp. Rajin dalam artian, jam 7 malam Ia sudah nongkrong disana.
Meski si tuan rumah masih molor karena kecapean.
Dan
gara-gara itu juga, Ia dan Chazu mulai lagi adu pendapat tidak
penting. Raiz memang kehilangan kerjaan.
“jadi
gimana? Enak sama singanya sekarang?”
“Loe
nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi Iz”
“Hahaha.
Teman-teman semua udah tahu kali. Loe itu nggak konsisten, kemarin
aja curhat ke gue dan kiki katanya nggak mau lagi balikan sama tuh
singa. Eh kenyataannya? Sekarang loe udah keperangkap lagi. Nggak
bisa ngapa-ngapain”
“tapi
gue masih sering nongol disini bro”
“Iya.
Seminggu sekali.”
ruang
tengah kembali ramai oleh gelak tawa penuh olok-olok. Si Chazu yang
menjadi objek olok-olok malah adem ayem. Yang jalanin hubungan kan
dia. Toh kenapa harus sibuk memikirkan orang lain?
“Loe
kayak gini karena ditinggal lagi sama pacar loe kan? Udah terima aja,
kalau loe mau, gue bisa cariin yang baru.”
“Nggak
perlu. Gue orangnya konsisten bro.”Raiz menolak.
“Tapi
dulu loe pernah minta daftar teman-teman gue kan Iz? Buat dijadiin
apa?”aku yang saat itu ada diantara mereka ikut bersuara.
“buat
dijadiin teman aja”
“tapi
kalau mau berteman, loe kan nggak perlu milih-milih”Chazu
menambahkan.
Benar.
Saat
itu Raiz sempat menyortir kontak BBMku, katanya mau nyari cewek buat
dijadiin teman. Eh, yang dipilih malah yang bagusan semua. Bukan
berarti teman-temanku nggak bagus ya, semuanya bagus. Cuma dia
nyarinya yang lumayan seksi. Untung aja kontak BBMku udah nggak ada
banci, kalau ada langsung aku jadiin sama dia.
Malam
itu berakhir dengan kesimpulan yang sama.
Raiz
kesepian.
Chazu
tidak konsisten.
Dan
pacarku masih misterius.
Malam
itu hujan rintik-rintik. Aku baru saja mengantarmu pulang kerumah.
Dan seperti biasa, aku mampir sebentar ke basecamp.
Chazu
langsung menyambarku dengan pertanyaan yang sama, seperti pertanyaan
sewaktu aku jalan dengan teman cewekku yang lain.
“Tadi
siapa Ki?”
“kenapa?”
“Nanya
doang emang nggak boleh?”
“boleh
sih”
“nah
terus? Siapa dia?”
“gebetan
gue!”
“ah,
katanya tadi dia cuma adik loe”
“bohong!”
“udahlah
Chaz. Itu emang gebetannya Kiki, loe kok penasaran banget”
“nggak
sih. Habisnya dia ngaku sebagai adik loe”
Chazu
memang aneh. Sudah keperangkap di kandang singa, masih aja jelalatan
nyariin yang lain. Mau megang berapa sih?
“jadi
sekarang loe udah setuju dia bareng tuh singa?”Raiz bertanya
padaku.
“kita
lagi ada bisnis penting. Loe nggak perlu tahu”Chazu yang menjawab.
***
Siang
itu kamu mampir di kontak BBMku. Namamu muncul dalam daftar
permintaan teman setelah sebulan lebih hilang dari kontakku. Setelah
ku konfirmasi, ternyata tidak muncul. Jaringan menculikmu dari
kontakku.
Seharian
aku kebingungan. Seharusnya kamu sudah ada didaftar kontak BBMku,
untuk kupandangi wajahmu yang terpasang sebagai profil
picturemu. Atau aku stalking setiap status yang kamu buat. Tapi
tidak, sampai sore menjelang jumlah kontak BBMku tak kunjung datang.
Segera
saja aku kirimi pesan singkat.
“Kenapa?”
“Aku
kangen nih”
SMSku
terkirim.
“masa
sih?”
Aku
menghela nafas panjang sebelum mengetikan pesan balasan berisi,
“Iya.
Gimana lagi sih caranya bikin kamu percaya kalau aku ini kangen
beneran?”
tapi
balasan SMSmu malah tidak nyambung sama sekali.
“aku
barusan invite, terima. Aku lagi baik hati”
“iya,
aku tahu kamu memang baik hati kok”
“udah
di invite belum?”
“udah.
Dari sebulan lalu tapi nggak pernah diaccept”
“Demi
allah, nggak masuk. Invite lagi”
SMS
kami putus saat waktu magrib tiba. Setelah magrib, SMS masuk lagi ke
nomorku.
“Udah
atau belum?”
“Udah”
Jreng!
Namamu
kembali ada di list kontak BBMku. Oh senangnya hati ini. Aku
tersenyum tak percaya saat nama itu kembali ada di barisan teratas
kontak BBM. Walau tanpa fotomu, tapi namamu sudah cukup membuat
hatiku meledak-ledak pelan.
***
Aku
ingat sekali, besok kamu akan berulang tahun. Tentu aku ingat, hari
lahirmu seolah sudah terprogram rapi didalam otakku. Akan bergetar
memberikan tanda sehari sebelumnya. Dan malam ini aku berencana untuk
mengajakmu jalan. Berdua sampai pergantian usiamu tiba. Berdua saja,
meski aku tidak yakin. Sebab tahun kemarin aku sempat memiliki
rencana yang sama, tapi berakhir sebatas rencana belaka karena malam
itu kamu dapat sureprice dari pacarmu tercinta.
“Kamu
nggak mau ngerayain bareng aku?”
BBM
masuk dan langsung saja ku balas.
“Berdua
saja? Ayo!”
“jangan
gila. Aku bareng sepupu-sepupuku. Ayo, kita ngerayainnya di pantai”
“berdua
aja bareng aku”balasku maksa.
“Nggak
usah kalau nggak mau”
“iya
deh iya. Di pantai mana?”
“pantai
biasa”
“okeylah”
Read.
BBM
terakhir cuma kamu baca tanpa balasan sama sekali. Dua jam lagi hari
akan berganti. Aku BBM lagi, tapi tidak dibalas. Aku ngecek jam, lima
menit lagi. Ah, kamu mungkin sudah sibuk. Dan benar...
Melenceng
beberapa menit dari jam 12, aku langsung mengirimimu ucapan. Di BBM,
di nomor Hpmu sampai di akun social media. Tak ada
tanggapan. Kamu memang sibuk.
Kamu
pasti lagi merayakannya bersama pacarmu. Dapat kejutan terindah
seperti tahun kemarin. Ah, kamu memang pantas bahagia. Aku tak
semestinya merebut hari bahagia itu. Hari bahagiamu memang tak pantas
dimasuki orang tak penting sepertiku. Pasti kamu sekarang sedang
dikelilingi balon, dihadiahi kue ulang tahun. Meriah. Pacarmu pasti
ada disana memberikan kejutan yang mungkin berat untuk kamu lupakan.
Maaf,
aku tidak bisa ikut merayakan hari pergantian usiamu. Aku sadar, aku
bukanlah siapa-siapa. Aku hanyalah manusia yang terkurung dalam
ketidakpastian penuh harapan. Aku tahu, aku menikmati hari-hariku
yang semakin tersesat pada labirin hatimu.
Akhirnya...
aku
pulang dengan harapan sirna (lagi)...
sampai
akhirnya aku tiba dirumah dan BBM balasanmu masuk hanya untuk
mengucapkan terima kasih. Itu saja. Aku tersenyum. Ternyata kamu
masih ingat untuk membalas BBMku. Selamat menikmati pergantian usiamu
bersama kekasih.
Sebelum
malam ini benar-benar berakhir, aku berdoa pada sang Maha penggenggam
hati agar senantiasa menjaga hatimu. Tidak membiarkan hatimu
kedinginan saat hujan lebat membasahimu. Aku tahu, tuhan pasti
mendengar doaku.
Selamat
ulang tahun...
semoga
kamu bahagia selalu...